
Ketika bersekolah impian itu menjadi salah satu motivasi saya dalam belajar karena saya berharap pada akhirnya saya akan menjadi seorang arsitek. Namun, kenyataan berkata lain ketika di SMA, saat itu adalah waktu kenaikan kelas 2 dan itu adalah waktu penentuan penjurusan, di jurusan IPA ataukah di jurusan IPS. Saya pun menjalaninya walaupun dengan berat hati, karena pada saat itu saya beranggapan sudah pupuslah impian untuk menjadi seorang arsitek.
Ketika menjalani masa-masa kelas 3 SMA, impian itu kembali muncul seiring dengan adanya kebijakan bahwa jurusan IPS SMA juga boleh mengambil jurusan IPA di perguruan tinggi jika memang lulus seleksi, dan harapan itu kembali muncul. Dan keinginan ini semakin besar ketika saya merasa bahwasanya mampu untuk mengikuti seleksi IPA. Saat pengumuman penerimaan hasil SIMAK UI, ternyata saya tidak berhasil diterima di Arsitektur UI melainkan di Ilmu Komunikasi UI.
Ketika kisah diatas dikaitkan dengan pendekatan psikologi “psikoanalisis” maka…
Dalam kisah diatas jelas menggambarkan bahwa id saya sangat besar untuk mewujudkan impian saya menjadi seorang arsitek. Walaupun sempat kenyataannya ego pada diri saya mengharuskan saya untuk menahan keinginan tersebut, Karena pada saat kenaikan kelas 2 itu saya gagal masuk ke jurusan IPA yang merupakan pintu masuk untuk menwujudkan impian saya tersebut. Namun ternyata id tersebut terbukti jauh lebih besar dari ego. Hal ini menyebabkan keinginan tersebut tidak hilang begitu saja tetapi justru semakin bertambah ketika adanya kebijakan bahwa jurusan IPS SMA juga boleh mengambil jurusan IPA di perguruan tinggi jika memang lulus seleksi.
Namun, mengetahui bahwa hasil SIMAK UI mengharuskan saya memilih antara mengambil jurusan Ilmu Komunikasi UI atau berusaha untuk kembali mencoba peruntungan mengikuti ujian seleksi PT kembali, dan dengan segala pertimbangannnya kemudian pada akhirnya superego menuntut untuk memilih sesuatu yang paling realistis.
Dimana superego seperti mengatakan bahwa jika saya bersikeras untuk mencoba lagi peruntungan Arsitektur UI tahun depan hal ini akan membuat lingkungan sosial saya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan memberikan sanksi sosial kepada saya, dan hal itu membuat saya akhirnya mengambil keputusan yang lebih realistis dan tidak memaksakan id saya pada saat itu, yaitu dengan lebih memilih mengambil jurusan Ilmu Komunikasi UI sebagai tempat saya mencari ilmu dan mengejar masa depan.
Hingga dalam kasus saya ini superego lah yang berhasil memenangkan keputusan saya. Sekarang penulis menjadi cita-cita baru saya...
6 comments:
sipplah..
menulis itu juga 'arsitek' lho.
arsitek dari sebuah karya bernama tulisan.
bahkan sebetulnya hidup ini adalah 'arsitek' bagi diri kita masing-masing, kita sendirilah yang merancang masa depan kita, dan masa kini adalah hasil dari rancangan kita di masa lalu..
terus menulis do!
menulis itu seruu menurut gw pribadi juga.
entahlah... yang pasti cita-cita awal sudah sulit w wujudkan... jadi penulis saat ini yang sangat realistis...
mohon dukungannya...
oia, terima kasih karena sudah jadi orang yang pertama kali komen blog w... hahahaha
Assalamu'alaikum
met kenal ....
Sungguh kisah ini kebalikan dengan kisah saya ...
coba simak ini : http://www.sketsarumah.com/2010/06/mengapa-saya-baca-rachmadi-triatmojo.html
Akhirnya saya menobatkan diri "Arsitek yang Penulis"
Wa'alaykumsalam..
wah pa'rachmadi.. sepintas di awal kisahnya memang mirip dgn kisah yg saya tulis di atas.. nah bedanya terlihat saat kuliah pak.....
membaca tulisan di blog bapa memang membuat saya terinspirasi... semoga di masa yg akan dtng sy bs mniru ksuksesan bapa.. dan mewujudkn slah satu mimpi sy yaitu mmbngun dan mndisain rumah idaman sy sndiri....
amien.....Wa'alaykumsalam..
wah pa'rachmadi.. sepintas di awal kisahnya memang mirip dgn kisah yg saya tulis di atas.. nah bedanya terlihat saat kuliah pak.....
membaca tulisan di blog bapa memang membuat saya terinspirasi... semoga di masa yg akan dtng sy bs mniru ksuksesan bapa.. dan mewujudkn slah satu mimpi sy yaitu mmbngun dan mndisain rumah idaman sy sndiri....
amien.....
amin .... mudah2an terwujud apa yang di cita2kan mas Abdushshabur Rasyid Ridha
kalau mau konsul-konsul silahkan atau sekedar minta usulan denah juga gak pa pa ..GRATIS kok
Post a Comment
comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...