“seekor ulat yang menjijikkan kemudian bertransformasi menjadi kupu-kupu yang cantik nan elok dan keindahannya dikagumi oleh manusia. Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku yang baru dan sama sekali berubah.”
Ulat adalah jenis hewan yang di mata sebagian makhluk lainnya memiliki rupa yang kurang baik dan ulat juga merupakan salah satu hewan yang sangat rakus dalam melahap hijaunya dedaunan. Terkadang kita akan merasa jijik dengan hewan ini serta juga kita akan merasa marah apabila kita jumpai tanaman kesayangan kita telah habis dedaunannya dimakan olehnya. Mungkin perasaan itulah yang akan muncul pertama kali saat kita membayangkan tentang hewan ini.
Di balik perasaan jijik dan marah kita pada hewan kecil ini, pernahkah kita mencoba untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi berusaha menemukan ibrah tersembunyi dari prilaku hewan ini atau sebaliknya kita dengan tega berusaha melampiaskan kekesalan dan rasa marah kita dengan membunuhnya? Jawabannya hanya kita yang tahu, tetapi saat ini cobalah untuk memilih jawaban yang pertama dam mulailah untuk mencari hikmah dari tingkah laku hewan kecil ini.
Jangan Remahkan Ulat yang Menjijikan
Pernahkah berpikir tentang sebuah hasil akhir yang akan diakibatkan oleh ulah sang ulat? Dan pernahkah berpikir tentang betapa mengesankan hal tersebut apabila kita bandingkan dengan wujud ulat yang lemah dan lunak tubuhnya serta terkadang membuat kita jijik?
Dimulai dengan etos kerja ulat yang sangat luar biasa, di mana ia harus mempersiapkan perbekalannya guna menyongsong pertapaannya. Dapat kita katakan bahwa karakter ulat adalah seekor hewan yang pekerja keras terutama dalam hal menggunduli dedaunan dari tanaman kita. Mereka seakan-akan mereka seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk segera menghabiskan dedaunan pada tanaman kita.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa sepintas tingkah laku seperti memberikan pemahaman pada kita bahwa ulat adalah binatang yang rakus, tetapi apakah kita mengetahui bahwa sang ulat melakukan hal tersebut karena ia tidak ingin sedikit saja membuang-buang waktunya dan seekor ulat baru berhenti makan ketika sampai pada tahapan di mana ia harus menuju ke fase kondisi puasa yang lama, yaitu puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama sekali di dalam lingkupan sebuah kepompong yang sempit dan gelap.
Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang sangat menakjubkan, masa di mana seekor ulat yang menjijikkan kemudian bertransformasi menjadi kupu-kupu yang cantik nan elok dan keindahannya dikagumi oleh manusia. Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku yang baru dan sama sekali berubah.
Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak. Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat yang pekerja keras. Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan terbuang sedikitpun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan di mana ia memerlukan energi yang besar menuju masa kepompong, seakan dikejar- kejar oleh deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat sejenakpun untuk terus melahap dedaunan.
Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita, apakah kita memiliki sebuah kerakusan yang luar biasa layaknya ulat guna mempersiapkan masa depannya? Adakah semangat yang luar biasa pada diri kita selayaknya ulat yang semangat dalam menggunduli dedaunan? Bukankah masa depan itu harus kita persiapka dengan baik untuk mendapatkan hasil yang baik juga? Namun terkadang kita masih terbuai dan lebih memilih untuk bermain-main dengan waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Apakah sepatutnya kita masih berpikiran untuk menganggap remah seekor ulat?
Jangan Kalah dari Ulat
Dari sepenggal kisah di atas dapat kita petik hikmah bahwa seekor ulat saja memiliki sebuah etos kerja yang sangat luar biasa unggul serta memiliki sebuah pola pandang yang jauh ke depan dalam mempersiapkan masa depannya. Maka dari itu jangan sampai kita berpikir bahwa kita tidak mampu menjadi seperti ulat, bersemangatlah dan berusahalah mempersiapkan segala sesuatunya untuk masa depan kita. karena masa depan yang memayahkan dan penuh cobaan itu pasti akan datang dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan.
Belajarlah dari ulat karena ulat adalah jenis hewan yang memiliki etos kerja yang baik serta sifat yang sangat sabar, namun dalam menjalani kehidupannya yang sangat singkat ia tetap berusaha sekuat tenaganya serta mengaplikasikan sebuah etos kerja yang sebenarnya dan ia juga akan terus bersabar dan tetap berusaha bekerja. Janganlah sungkan belajar darinya karena sampai saatnya nanti ia juga harus melalui proses dan tempaan hidup dengan menjalani puasa yang panjang dalam melalui proses metamorphosis hingga akhirnya ia berhasil memetik buah kesabarannya dan kemudian berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
0 comments:
Post a Comment
comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...