hover animation preload

Talk less Do more
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , , ,

“Mana mungkin aku bisa menyelesaikannya?” sepenggal mantra apabila telah diucapkan oleh seseorang maka hal itu mampu membuat orang yang mengucapkannya menjadi seorang yang lemah dan tidak bisa berbuat sesuatu untuk menyelesaikan masalahnya. Padahal bukan tidak mungkin seseorang itu memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, namun setelah ia mengucapkan mantra tadi, kemampuannya seakan tertutupi oleh lisannya yang terlanjur mengucap mantra tersebut.

Memikirkan hal tersebut aku jadi teringat bahwa aku pernah membaca sebuah kisah inspiratif yang mungkin mampu menggambarkan betapa sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dan hal yang harus kita hindari pertama kali adalah mengucapkan mantra tersebut saat mendapatkan suatu tanggung jawab ataupun permasalahan.
*****
Sepenggal cerita tentang seorang pembuat jam yang sedang meanantang jam tangan buatannya, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Hah, yang benar saja?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
*****
Mungkin kita akan bertanya-tanya apakah selama ini kita pernah berpikir tentang hal yang sama dengan hal yang dipikirkan oleh si jam tangan? Selalu berpikiran negatif kepada diri sendir, beranggapan bahwa diri ini tidak mampu menanggung beban yang padahal ketika beban itu berani kita terima dan kita pikul pada akhirnya akan selesai dengan baik.
Mungkin kisah di atas hanyalah sebuah analogi sederhana yang menggambarkan betapa sebuah alasan yang kita lontarkan (talk) tidak lebih baik dari pada kita berani melakukan (do) sesuatu terlebih dahulu.
Yakinlah bahwa Allah tidak akan sekali-sekali memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan kaumnya, dan mengeluh atau beralasan sebelum mencoba adalah tanda-tanda kita tidak meyakini firman Allah tersebut. Jadi, ketika suatu saat kita merasa bahwa diri kita sepintas mirip dengan apa yang dipikirkan oleh jam tangan di atas, maka cepat-cepatlah beristighfar dan mengingat Allah.
Sekarang pikirkanlah mantra baru yang lebih mujarab, “Mana mungkin aku tidak bisa menyelesaikannya?”. Lakukan dulu baru beralasan, Talk less Do more. Dan jangan sekali-sekali berkata ‘tidak’ sebelum kita ‘mencoba’ untuk melakukannya.

0 comments:

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...