hover animation preload

“Jadilah Karet, Jangan Jadi Besi”
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , ,

Pernah menonton serial kartun manga ‘Onepiece’? Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan karakter dari tokoh Luffy kan? Luffy adalah seorang manusia karet yang dapat membuat tubuhnya menjadi melar dan dapat bergerak sesuka hatinya. Tapi di sini tidak akan diceritakan tentang karakter ataupun jalan cerita dari manga Onepiece ini, melainkan tentang filosofi dari sebuah karet.

Karet adalah sebuah benda yang dapat melar dan fleksibel. Sedangkan besi adalah benda yang padat dan keras serta sulit untuk diubah bentuknya kecuali dengan dibakar dan dipanaskan terlebih dahulu. Lalu mengapa harus menjadi karet dan jangan menjadi besi? secara fisik besi memang merupakan benda yang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan karet. Tetapi secara filosofis karet memiliki arti yang jauh lebih bermakna, dalam konteks ini akan coba kita kaitkan dengan konsep ‘adaptasi’.

Bagaimana kemampuan sebuah karet yang mampu menjadi melar serta menyesuaikan bentuknya sesuai dengan kondisi dan bentuk dari wadah atau sesuatu benda sesuai dengan apa yang diinginkan. Bandingkan dengan besi, apakah besi dapat melakukan hal tersebut. Tentunya butuh usahanya yang super ekstra untuk membuat besi dapat menyesuaikan dengan bentuknya yang kita inginkan.

Belajarlah menjadi sebuah karet yang mampu beradaptasi dilingkungan seperi apapun, berlatihlah mengubah kebiasaan diri dalam situasi-situasi yang berbeda. Jangan bersikap layaknya besi, yang terus menerus mempertahankan gaya lama disituasi yang berbeda dan mungkin hanya dapat berubah dengan terlebih dahulu dipaksa serta ditempa dulu dengan api yang bertubi-tubi.

Adaptasi dan Mahasiswa
Manusia adalah makhluk sosial, manusia tak akan dapat hidup tanpa ada campur tangan orang lain dalam kehidupannya. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Lalu apa yang kita lakukan untuk dapat berinteraksi dan melakukan proses sosialisasi tersebut? Salah satu caranya adalah dengan menjadi seperti karet tadi dan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya. Kemampuan adaptasi ini pula lah yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat merealisasikan mimpinya menyelesaikan kuliah dan mendapatkan kesuksesannya setelah lulus.

Tidak dapat dipungkiri, setiap mahasiswa tentunya memiliki perbedaan. Perbedaan ini meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari perbedaan latar belakang, perbedaan gaya hidup sampai perbedaan pola pikirnya terhadap suatu permasalahan. perbedaan ini bisanya diawali dengan sebuah kecenderungan seseorang untuk bergaul dengan sebuah komunitas yang sama dengan dirinya. Kemudian diikuti oleh individu-individu lain yang juga memiliki kecendrungan yang sama untuk bergaul dengan lingkungan lainnya yang sama dengan diri mereka. Sehingga muncullah berbagai komunitas-komunitas dengan kecenderungan yang berbeda-beda.

Setiap perbedaan-perbedaan ini ketika tidak dapat menyikapinya dengan bijak maka akan cenderung mampu menimbulkan sebuah konflik. Boro-boro mau interaksi, yang ada malah konflik. Karena pada dasarnya setiap kita (individu mahasiswa) adalah bagian dari masyarakat kampus, yang mana di dalamnya terdiri dari berbagai macam komunitas, maka dari itu dibutuhkan sebuah kemampuan untuk beradaptasi agar kita mampu menghargai perbedaan. Sehingga dengan begitu, kita akan menjadi seseorang yang dapat diterima di dalam setiap komunitas tersebut.

Dengan kemampuan adaptasi ini kita juga akan mampu bersikap lebih tenang saat-saat kita sedang menghadapi suatu keadaan sulit dan keadaan itu mungkin sesuatu hal yang tidak dapat kita terima. Ditambah lagi kondisi tersebut juga tak mudah untuk diubah. Maka dengan kemampuan untuk dapat menjadi karet ini kita akan mampu bersikap lebih bijak dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang sedang kita hadapi tersebut. Dan bahkan bukan tidak mungkin dengan itu kita mampu menjadikan kondisi negatif menjadi peluang untuk lebih dapat mengembangkan diri sehingga kita akan mendapatkan efek positif dari kondisi tersebut.

1 comments:

Ramadhan said...

Saya sangat termotivasi dengan tulisan anda.
Memang di negeri ini lebih bangga jadi besi daripada jadi karet.
Tapi juga ada yang sudah bisa jadi karet.
Btw ijin share ya.
Terimakasih

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...