“Hidup
itu layaknya pohon, tidak diam dan selalu bertumbuh”.
Akarnya
sangat menentukan bagaimana pohon tersebut akan tumbuh, ada banyak faktor yang
membuatnya bertumbuh. Ibarat kehidupan ranting dan daun pada pohon keduanya berkembang
layaknya memunculkan sebuah kisah cerita baru dalam sisi kehidupan seseorang.
Saat daun-daun tersebut jatuh maka ingatan serta memori dari pengalaman hidup
kita perlahan juga menghilang.
Janganlah
lupakan filosofi ini, karena dengan seperti itu maka hidup kita akan lebih
berarti dan kita dapat terus bertransformasi layaknya pohon serta dapat
bermanfaat bagi sekitar kita. Tanpa kita sadari, kenyatannya hidup itu kadang
jauh lebih ‘keras’ dari pada yang kita bayangkan. Maka jadikanlah hal tersebut sebagai
sebuah tantangan dan pelecut semangat dalam menjalani kehidupan. Tidak semua
hasil yang kita dapatkan, entah itu baik maupun buruk, dapat dengan gambling
menggambarkan kemampuan seseorang karena yang terpenting adalah bagaimana
proses kita menjalani kehidupan tersebut.
Mengubah Dunia
“Dunia
itu memang buruk tetapi kita dianugerahkan potensi untuk melakukan perubahan.”
(Sofwan ABDC)
Salah
satu mimpi seorang Sofwan Al Banna adalah Ia ingin mengubah dunia, dan salah
satu sarana yang ia tempuh adalah dengan melalui jalur akademis, yaitu
mengambil jurusan Hubungan Internasional. Alasannya sederhana, dengan bergaul
di dunia Internasional diharapkan di masa depan Ia sanggup menjadi bagian dari
perubahan dunia itu sendiri. Ia mengatakan, “Saya ingin mengetahui bagaimana
cara kerja dunia dan saya ingin melakukan perubahan terhadapa dunia tersebut.”
Banyak
cara untuk menjadi bagian dari perubahan dunia. Namun mimpi itu selayaknya
mampu kita tuangkan dalam sebuah visi atau tujuan hidup kita, sehingga visi
tersebut dapat kita terjemahkan dengan capaian-capaian yang terukur serta lifeplan yang jelas dan spesifik.
selama menjalani kehidupan kita juga harus menyadari bahwa kita akan banyak
menemukan hal-hal baru yang mungkin akan mendukung visi kita maka kita harus mampu
membaca peluang tersebut.
Untuk
mampu berbuat banyak dalam upaya berkontribusi dalam perubahan dunia,
setidaknya ada tiga kompetensi dasar yang harus kita memiliki. Kompetensi
tersebut dapat menjadikan kita sebagai seorang leader yang mampu menyampaikan pesannya dalam bentuk yang tidak
rumit dan sederhana, yaitu kemampuan berkomunikasi (berbicara di depan publik)
serta kemampuan menulis. Keduanya sama-sama merupakan sarana penyalur gagasan
atau ide kita untuk berkontribusi dalam perubahan dunia. Kemudian kompetensi
yang ketiga yaitu, kita juga harus mamiliki cara pandang yang positif dalam
menghadapi setiap masalah. Sehingga dengan begitu kita akan lebih bijak ketika
mengambil keputusan atau saat menelurkan sebuah gagasan.
Setiap
indidu diberikan potensi untuk berkembang dan memberikan sumbangsih bagi dunia.
Maka melangkahlah bersama-sama, karena perubahan yang besar itu tak akan
terjadi hanya karena segelintir orang namun perubahan dapat terjadi jika
dilakukan secara berjamaah. Kita juga harusnya sadar bahwa kita diciptakan
bukanlah sia-sia. Kita harus mengetahui apapun yang kita lakukan dan kita juga
harus merencanakan setiap hal yang ingin kita capai. Sehingga cita-cita untuk
mengubah dunia bukanlah sekedar angan-angan dan perubahan yang terjadi adalah
karena by design not by accident.
Tulisan
ini terinspirasi dari diskusi dengan Sofwan Al Banna Chairudzat
1 comments:
sinergi dari manusia2 bertekad kuat yang didasarkan aqidah yang menghujam dan kedekatannya kepada Pemilik dunia akan mampu mengkerdilkan dunia.
Post a Comment
comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...