hover animation preload

Impian di Balik Awan
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , , ,

Dulu aku terbiasa bahkan dapat dikatakan hobi untuk memperhatikan awan. Tak sekedar memperhatikannya, aku juga sering menceritakan apa yang aku lihat tentang awan kepada orang-orang di sekitarku, kemudian juga aku menuliskan apa yang aku pikirkan tentang awal, bahkan aku juga terbiasa untuk memvisualisasikan berbagai bentuk dan rupa awan menjadi seperti benda yang aku bayangkan.

Awan bagiku bukan hanya sekedar sebuah gumpalan gas/air yang terbang bebas di atas langit. Lebih dari itu, awan bagiku layaknya sebuah angan-angan yang terbatas ruang dan waktu. Benda putih inilah yang mengajarkanku bahwa angan-angan dan impian yang tinggi itu bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diraih, dan impianku untuk menyentuh awan pun bukanlah hal yang mustahil dan angan kosong belaka. Awan membuktikan bahwa aku pun bisa menyentuhnya langsung dengan tanganku sendiri, walaupun ia kusentuh saat berada dalam wujudnya yang lain (hujan).

Kini pun aku berusaha memperlakukan mimpi dan impianku layaknya aku memperlakukan titik-titik air yang beterbangan tersebut. Bagiku sebuah bentuk dan aksi nyata dari proses mewujudkan impian pun demikian, bagiku mewujudkan sebuah mimpi adalah dengan berusaha menancapkan impian tersebut dalam hati, memperhatikan mereka yang sesuai dengan impian tersebut, kemudian menuliskannya, dan mengharap doa mereka dengan menceritakannya. Setelah itu kembali meyakinkan diri sendiri terkait impian tersebut dengan memvisualisasikannya hingga akhirnya, seperti menyentuh awan impian tersebut pun dapat diwujudkan suatu saat nanti.


Dalam suratnya untuk Keenan Kugi berkata:
“Hari ini aku bermimpi. Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku. Sejak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi ini, aku merasa mimpiku semakin dekat. Belum pernah sedekat ini.”

Aku pun demikian, dengan illustrasi dari video mimpiku tersebut, aku merasakan bahwa mimpi itu kini semakin dekat, dan aku pun belum  pernah merasakan impianku sedekat ini dan bahkan aku hampir-hampir tak lagi dapat membedakan mana yang mimpi dan mana yang kenyataan.

0 comments:

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...