hover animation preload

Resolusi (2012), Sebuah Pembimbing Menuju Kenyataan di Hari Esok
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , ,



Semua orang tentunya mengetahui ketika ia sedang berada di penghujung bulan Desember di suatu tahun berarti sebentar lagi ia akan segera menyelesaikan segala urusan di tahun tersebut, dan tentunya ia juga mengetahui bahwa ia juga akan segera memulai segala urusannya di tahun yang baru. Namun, tidak semua orang tahu tentang apa yang harus ia lakukan di tahun yang baru, dan juga tidak banyak orang yang merencanakan tentang apa tujuan yang hendak ia capai di tahun yang baru. Padahal momen awal tahun itu dapat dimaknai dengan upaya kita mengintrospeksi diri sekaligus momen yang tepat untuk merancang tentang impian yang diinginkan dalam setahun kedepan.

"Kenyataan yang kita dapat hari ini adalah bersumber dari impian kita saat kemarin, dan impian kita hari ini adalah yang akan membimbing kita
menuju kenyataan di esok hari"

Sekitar satu tahun yang lalu kutipan inilah yang membimbingku menjadi diriku yang sekarang. Sebelumnya aku hanyalah seorang mahasiswa baru yang tidak memiliki impian apa-apa, saat itu aku sama sekali belum memiliki sebuah keahlian yang dapat aku banggakan. Namun saat ini, aku merasakan perkembangan diriku yang menurutku cukup pesat. Kini aku memiliki banyak impian yang ingin ku wujudkan dan aku memiliki senjata utama untuk mewujudkannya yaitu dengan mengembangkan keahlian menulis. Dan ini semua tidak terlepas dari keyakinanku akan apa yang tertulis pada kutipan tersebut.

Setahun yang lalu, saat aku membayangkan diriku menjadi seseorang yang “dianggap” kampus, di dunia perkuliahan. Kini aku telah mencicipi berbagai jenis kegiatan kemahasiswaan, mulai dari panitia acara sampai pengurus di organisasi kampus. Dan tentu saja dengan semua kegitan itu telah meyakinkan diriku bahwa saat ini aku sudah “dianggap”. Kemudian saat satu tahun yang lalu aku membayangkan namaku terpampang di salah satu media kampus yang mendokumentasikan atas prestasi ataupun kontribusi tulisanku, beberapa bulan kemudian tulisanku berhasil diabadikan disalah satu bulletin kampus.

Sampai akhirnya aku meyakini satu hal yaitu “Aku yang sekarang adalah apa yang aku impikan di masa lalu” dan kini aku pun yakin bahwa apa yang aku impikan saat ini akan menjadi aku di masa yang akan datang. Oleh karena itu, aku bertekad untuk merancang sebuah daftar impian. Sebuah resolusi hidup yang akan menjadi pembimbing ku dalam setiap langkah kaki ku menuju impian ku di masa depan.

Antara Resolusi dan Impian
Impian ku setahun yang lalu memang bukan hanya apa yang aku samapaikan di atas saja, karena sebenarnya dalam medio setahun ke belakang masih banyak hal yang ingin aku capai, namun kenyataannya masih banyak yang belum berhasil. Tetapi walupun demikian, aku meyakini bahwa semua yang telah aku lewati adalah bagian proses pencapaian mimpiku, semua kegagalan ku di tahun lalu aku anggap sebagai kepingan puzzle yang sedang aku susun untuk nantinya dapat aku selesaikan di masa depan sehingga aku dapat mewujudkan segala impianku saat ini.

Memiliki sebuah impian menandakan kita telah memiliki visi hidup yang jelas. Sebuah impian besar tentunya akan selalu diiringi dengan mimpi-mimpi kecil di sekitarnya. Dan para pemimpi tentunya akan akan melalui pintu-pintu (baca: kesuksesan-kesuksesan) kecil untuk pada akhirnya mewujudkan impian besarnya. Kini aku akan sedikit menceritakan tentang resolusi hidup ku berupa impian-impian kecilku di tahun 2012 yang nantinya akan membimbingku mewujudkan impian besarku di masa yang akan datang.

Aku hanya memiliki sebuah resolusi untuk ku wujudkan dan aku kenang di setahun mendatang. Aku hanya ingin di akhir tahun 2012 nanti aku dapat mengela napas puas atas apa yang telah aku lakukan dan aku capai dalam medio satu tahun selama di 2012. Bagaimana pun nanti proses yang akan ku jalani semua akan ku hadapi, karena aku yakin sebuah janji yang telah dibuat tidak akan menjadi berarti manakala hanya kita maknai sebagai penghias kehidupan semata, atau sebagai bahan motivasi diri saja. Tetapi sebuah janji itu dibuat untuk ‘bersegera’ diwujudkan, tak peduli kalaupun pada akhirnya akan gagal. Dan kali ini aku akan mencoba membayangkan diriku pada akhir tahun mendatang karena aku meyakini bahwa impian kita hari ini adalah yang akan membimbing kita menuju kenyataan di esok hari.

Aku Setahun Mendatang, gambaran tentang harapanku di 2012
Langit tampak memerah saga, tanda matahari sedang menuju peraduannya. Aku terdiam di masjid kampus, menikmati sore terakhirku di semester 5 di Kampus Universitas Indonesia. Seperti tak ada sebuah penyesalan sedikitpun, aku merasa bahwa tahun 2012 ini adalah tahun terbaik yang pernah kulalui dalam hidupku. Pada tahun 2012 ini aku seakan selalu mampu berjalan dia atas jalur lintasan kehidupan yang telah aku rancang di awal tahun lalu. Esok hari aku akan menerima sebuah penghargaan sebagai juara satu kompetisi menulis tingkat Mahasiswa dan itu adalah salah satu resolusi yang memang telah aku buat di awal tahun 2012 ini. Rasanya sungguh bangga karena pada akhirnya aku mampu mewujudkan salah satu impian kecilku semasa kehidupan di kampus ini.

Selain terwujudnya keinginan untuk menjadi jura di kompetisi menulis, di tahun ini aku juga berhasil mewujudkan belasan impian lainnya yang sudah aku buat dan aku pajang dengan gagah di dinding kamarku. Di pertengahan tahun 2012 ini aku berhasil menyelesaikan naskah buku yang telah aku susun sejak akhir tahun 2011 lalu, dan yang lebih menggembirakan adalah karena di awal bulan November 2012 lalu datang sepucuk surat dari salah satu penerbit terkenal yang menyatakan bersedia menerbitkan naskah ku tersebut. Dan hal ini juga sebenarnya telah ku tuliskan dalam resolusiku di tahun lalu. Mengingat hal tersebut aku kembali mengucap syukur ‘Alhamdulillah’ atas rahmat yang telah Allah lipahkan padaku di tahun 2012 ini.

Aku kemudian mengambil air wudhu, karena adzan maghrib telah berkumandang. Setelah itu aku pun menunaiknan shalat dua rakaat. Sembil menanti iqamah dikumandangkan, pikiranku kembali tehempas menuju periode awal tahun 2012 lalu. Awal tahun lalu, hampir dalam kondisi yang sama, saat itu aku juga dalam keadaan yang begitu bahagia. Kebahagiaan tersebut aku dapatkan lantaran aku berhasil mendapatkan hasil semester 3 yang sangat memuaskan. Saat itu aku berhasil mencapai target awal tahunku untuk mendapatkan Indeks Prestasi (IP) diatas 3.5, betapa bersyukurnya aku saat itu dan salah satu caraku untuk mensyukuri hal tersebut adalah dengan menghabiskan sepanjang sore yang aku miliki saat itu untuk bermunajat di rumah Allah, di masjid kampus Universitas Indonesia ini.

Tahun ini aku rasakan begitu sempurna bagiku. Tak hanya keberhasilanku dalam konteks akademis, tetapi di tahun yang sama aku juga berhasil mewujudkan salah satu mimpiku untuk menemukan lingkungan baru yang kondusif, yaitu agar aku dapat diterima di asrama PPSDMS (Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis) Nurul Fikri. Sebelum pada akhirnya diterima di sana sebagai peserta angkatan ke VI perione 2012/2013, aku berharap bersama PPSDMS aku akan mendapatkan sebuah suntikan moral yang lebih besar terutama untuk mewujudkan mimpi-mimpiku di 2012 ini. Mungkin kepindahan ku inilah yang telah melapangkan jalanku sampai akhirnya aku berhasil mewujudkan beberapa mimpi-mimpiku tersebut. Di asrama ini aku merasakan bahwa setiap tangga menuju impian-impianku ini seakan telah tersedia di sekelilingku, tinggal bagaiman aku mensusunnya menjadi sebuah tangga yang bisa aku lewati.

Memikirkankan impian-impian yang telah terwujud di 2012 ini, membuatku menjadi lebih sumringah untuk melanjutkan langkah menuju tangga-tangga impianku selanjutnya. Aku membayangkan bahwa ditahun-tahun mendatang akan semakin banyak asa cerah yang menanti dihadapanku, dan aku harus semakin siap untuk menaklukkannya. Tentunya akan semakin banyak janji-janji yang akan aku buat, dan akan semakin banyak pula capaian-capaian yang akan aku raih.

Dan semua janji-janji itu akan ku serahkan kembali kepada Sang Maha Pengabul Do’a. Karena aku tahu bahwasannya “Allah akan selalu memeluk impian-impian dari hamba-hamba-Nya”. Aku juga tahu bahwa Allah pasti akan mengabulkan impianku secepatnya. Kalaupun tidak sekarang, Allah akan menangguhkannya untuk di waktu yang akan datang. Dan bahkan kalaupun Allah tidak mengabulkannya impianku tersebut, aku pun tetap yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang terbaik bagiku. Dan senyumku pun semakin sumringah mendengarkan ucapanku sendiri. Tanpa terasa ternyata, iqamah kini telah bergema, segera aku pun bergegas mengambil posisi di baris terdepan untuk kemudian bersiap melaksanakan shalat maghrib berjamaah.

Penutup
Sekali lagi ku sampaikan, bahwasannya apa yang telah kita capai sekarang pada dasarnya adalah bersumber dari impian-impian kita di masa lalu dan apa yang nantinya akan kita capai semoga itu semua juga bersumber dari impian kita saat ini. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sebuah resolusi memiliki arti yang sangat besar untuk membimbingku menuju kenyataan di esok hari. Dan segala apa yang aku janjikan di awal tahun ini semoga dapat memberikan sebuah motivasi besar bagiku yang akan menjadi pemicu dalam menyusun tangga demi tangga untuk nantinya dapat mewujudkan impian besar ku di masa yang akan datang.

0 comments:

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...