hover animation preload

Jaga Sikap, Komunikasi itu Irreversibel
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , ,

"Banyak yang tidak menyadari, bahwa hampir segala hal yang manusia lakukan pasti akan membekas di hati manusia lainnya. Hal tersebut hampir sama dengan asap yang tidak akan hilang baunya sebelum benar-benar ingin dihilangkan. Begitupun dengan sikap dan prilaku kita, apa yang sudah kita lakukan dan kita sampaikan kepada orang lain dan kemudian membekas di hatinya, tidak akan bisa diperbaiki sebelum benar-benar muncul keinginan dari kita sendiri untuk memperbaikinya (meminta maaf)"

"Dho, ko kamu malah maenan laptop di sini sih? Bukannya bantuin ayah sama ibu sana ngipasin sate kambing!" perintah kakak ku sore itu.
Segera otak ku berpikir tentang apa yang harus ku lakukan setelah ini. Setelah menimbang-nimbang tentang baik dan buruknya, lekas aku beranjak dari kasur. Mana mungkin aku membiarkan kedua orang tua ku sibuk mengipas sate kambing, sedangkan aku bersantai di kasur dengan laptop ku tersebut, itulah yang kupikirkan saat itu.

Di halaman rumah ku lihat kedua orangtua ku kepayahan menghadapi asap mengepul yang memedihkan mata. Aku langsung berinisitif menggantikan peran ibuku sebagai pengipas sate, dan sebelum mengipas yang ku lakukan pertama kali adalah mencari kaca mata dengan tujuan meminimalisasi rasa pedih di mata. Dengan tenaga secukupnya aku sudah mampu mematangkan 2 kloter sate, yang masing-masing kloter berisi sekitar 10 tusuk sate. Walaupun awalnya terkesan tidak peduli, tetapi akhirnya aku merasa senang juga bisa membantu orangtua.

Ngipas sate uda, makan satenya juga uda, yang belum sempat ku lakukan adalah mandi dan ganti baju. Hal tersebut baru ku sadari saat ayah ku berkata, "ko dari tadi bau asapnya belum ilang-ilang sih". Jleeeb... Seketika itu juga aku merasa tersindir. Setelah itu aku langsung pergi ke kamar untuk mengganti pakaian disaat semua orang di rumah tidak menyadarinya. Namun tetap saja ada yang berceletuk, "ko masih bau asap sih yah?" kata adik ku polos. Lagi-lagi aku tersindir, "yasudahlah mau bagaimana lagi, kalau begini lebih baik aku mandi dan melenyapkan bau asap ini dari tubuh ku" pikir ku dalam hati.

Sebenarnya inti tulisan ini bukanlah kisah yang aku sampaikan di atas. Pesan yang aku coba sampaikan adalah tentang sebuah hal yang tertinggal dari suatu perbuatan baik ataupun perbuatan yang buruk. Banyak yang tidak menyadari, bahwa hampir segala hal yang manusia lakukan pasti akan membekas di hati manusia lainnya. Hal tersebut hampir sama dengan asap yang tidak akan hilang baunya sebelum benar-benar ingin dihilangkan. Begitupun dengan sikap dan prilaku kita, apa yang sudah kita lakukan dan kita sampaikan kepada orang lain dan kemudian membekas di hatinya, tidak akan bisa diperbaiki sebelum benar-benar muncul keinginan dari kita sendiri untuk memperbaikinya (meminta maaf). Dalam ilmu komunikasi dikenal dengan konsep bahwa komunikasi itu bersifat irreversibel (komunikasi tidak dapat ditarik kembali).

Jika kita memahami makna dari konsep tersebut, maka layaknya kita mulai untuk berusaha menjaga sikap kita dalam berinteraksi dengan orang-orang terdekat (keluarga dan sahabat). Mungkin tanpa kita sadari kita telah sering menyinggung perasaan orang lain, dan tentunya hal itu takkan mudah hilang tanpa adanya permohonan maaf langsung dari kita. Artikel ini juga ku tulis untuk menasihati diri sendiri, karena aku pun menyadari bahwa pastinya aku pun pernah melakukan sebuah kesalahan yang disadari ataupun tidak telah menyinggung hati orang-orang terdekat ku (aku meminta maaf).

Sebaliknya, analogi bau asap ini juga dapat dikaitkan dengan apapun kebaikan yang kita lakukan dan berikan kepada orang lain. Karena sebuah kebaikan yang kita lakukan ataupun berikan kepada orang lain tentunya juga akan membekas di hati orang yang menerima kebaikan tersebut. Bukan tidak mungkin apa yang kita lakukan justru akan membuat bau asap dari tubuh kita akan terus tercium. karena bau asap yang dapat tercium oleh banyak orang menandakan bahwa kebaikan yang kita lakukan ternyata mampu dirasakan oleh banyak orang. Semakin banyak kita berbuat baik maka baunya akan mampu dinikmati oleh lebih banyak orang lagi.

1 comments:

Adri Nur Muhammad said...

terus menulis. rangkai kata-kata yang lebih catchy yaa

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...