hover animation preload

Saudara itu Mengkayakan
by Abdushshabur Rasyid Ridha in ,

“Maka apabila telah ditunaikan shalat, bertebaran kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah.” (QS. Al-Jumu’ah:10)

Bersilaturahmi erat hubungannya dengan bertebaran di muka bumi. Mungkin di zaman sekarang bentuk dari bertebaran di muka bumi ini tidak semata bersifat fisik. Dengan kemajuan teknologi kita bisa bersilaturahmi tanpa harus bertatap muka langsung, bisa dengan telepon, SMS, e-mail, internet, dan juga dengan berbagai media sosial. Sarana-sarana tadi telah memberi kemudahan kepada manusia untuk menghemat tenaga dan waktunya dalam bersilaturahmi.

Kali ini bukan hal itu yang akan aku bahas. Pada intinya adalah silaturahmi, tapi pada khususnya adalah membangun sebuah persaudaraan. Aku teringat kutipan singkat dari salah seorang “saudara” ku, ia mengatakan bahwa “saudara itu mengkayakan”. Mendengar pernyataan seperti itu, mungkin tidaklah asing bagiku. Karena toh hal tersebut memang sudah selayaknya dan terkesan biasa saja. Namun kau akan menemukan kondisi dan konteks di mana kita akan merasa bahwa kita tidak akan pernah kekurangan apapun jika kita hidup bersaudara, hidup bersama-sama dalam ikatan ukhuwah.

Allah memang menjanjikan akan ada tambahan rezeki bagi setiap hamba-Nya yang saling berukhuwah dan bersilaturahmi. Suatu ketika aku benar-benar merasakan suatu kondisi di mana aku merasa dalam kondisi serba kekurangan. Saat itu banyak hal yang ingin aku lalukan, namun belum dapat ku wujudkan jika taka da materi yang mendukung. Tapi untungnya aku punya “saudara”, merekalah yang menjamin terselesainya masalah ku dan terwujudnya apa yang aku inginkan.

Satu contoh yang ingin sedikit ku ceritakan, saat itu untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di luar Indonesia. Namun di saat itu, bukan perasaan bahagia yang pertama kali aku rasakan. Bayangkan saja, hal pertama yang ku alami saat pertama kali menginjakkan kaki di Malaysia adalah musibah. Innalillahi, saat itu uang yang aku bawa di dalam tas ternyata hilang entah ke mana, jumlahnya pun tak sedikit. Musibah itu membuat menit-menit awal di Malaysia seperti sebuah mimpi buruk.

Sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku masih memiliki mereka, saudara-saudara yang memahami apa yang aku rasakan. Tanpa mereka mungkin saat itu aku hanya bisa merutuk dan menyesali kebodohanku tersebut. Mereka-lah yang “mengkayakan” ku selama kurang-lebih satu minggu berada di Malaysia. Dengan caranya masing-masing mereka hadir memberikan kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang mewarnai hari-hari ku selama di sana. Sampai akhirnya aku mampu melupakan sejenak musibah tersebut untuk mulai menikmati apa yang Allah berikan untukku, yaitu sebuah kebersamaan.

Tak cukup sampai di situ, mereka hanyalah sedikit dari lingkaran persaudaraan yang aku miliki. Mereka bagian dari kenikmatan Allah yang tidak bisa tergantikan dengan materi. Allah juga lah yang telah memberikan ku kenikmatan lain berupa hidup bersama dengan para ksatria harapan bangsa di asrama PPSDMS Nurul Fikri. Merekalah yang kini menjadi malaikat-malaikat tak bersayap bagiku dan menemaniku memaknai segala karunia-Nya di dunia.

Pada akhirnya tidak ada yang perlu disesali ata segala yang terjadi di dunia ini. Karena keindahan pada akhir adalah sebuah keniscayaan, tinggal bagaimana kita bisa menikmati dan memaknai setiap peristiwa yang mengiringi perjalanan hidup yang kita jalani. Dengan berbagai peristiwa yang telah aku alami ini, aku pun akhirnya benar-benar bisa memaknai sebuah ungkapan bahwa “Saudara itu Mengkayakan”. Karena bersama mereka semua segala hal itu terasa indah. semoga kami pun bisa bertemu kembali dalam asrama keabadian di Syurga kelak.

1 comments:

Anonymous said...

İşinize yarayabilecek siteler listesi hemen aşağıda: binance güvenilir mi - binance güvenilir mi - binance güvenilir mi - google haritalara yer ekleme - kuşadası kiralık villa - tiktok izlenme satın al - instagram takipçi satın al - sms onay - polen filtresi

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...