hover animation preload

Menulis itu Think Fast
by Abdushshabur Rasyid Ridha in

Tidak aneh ketika seorang penulis di tengah-tengah produktifitasnya menulis kemudian mengalami writer block. Writer block ini bisa muncul karena berbagai faktor dan alasan. Bisa karena faktor internal atau bahkan karena alasan dari diri sendiri. Tentunya fase ini menjadi hal yang paling mengesalkan bagi seorang penulis. Mungkin sebagian dari mereka seperti sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, namun yang sulit adalah merealisasikannya jadi aksi nyata.

Aku sendiri pernah mengalami fase writer block ini. Maksud hati ingin selalu produktif menulis, apa daya alasan selalu menghalangi. Pada masa ini aku hanya bisa mencari-cari jalan keluarnya dengan mulai menyibukkan diri dengan kegiatan banyak membaca. Kata tips dan trik yang biasa ku baca di blog-blog yang betebaran di dunia maya, writer block dapat diatasi dengan banyak membaca. Karena membaca akan memberikan banyak informasi dan pengetahuan untuk kemudian bisa dituliskan. Namun apa daya satu minggu ku lalui tetap tanpa tulisan, dua minggu, tiga minggu sampai akhirnya aku bingung sendiri apa yang seharusnya ku lakukan untuk menanggulangi writer block ini.

Bagaimana pun menulis pada akhirnya adalah pekerjaan hati dan rasa. Menyalahkan faktor eksternal sama saja dengan halnya terus-menerus memberi excuse pada diri sendiri. Akhirnya dalam kondisi (masih) writer block, aku katakan pada salah seorang temanku, “gw pengen nulis buku nih, Insya Allah awal tahun 2013 bakal diterbitkan.”

Cara ini cukup memberikan tekanan pada diriku sendiri untuk mampu mengatasi writer block ini, namun belum sepenuhya berhasil. Jari-jemari ini memang tidak berproduksi menghasilkan tulisan, namun otak ini akhirnya bisa bekerja menciptakan ide-ide untuk dituliskan. Masalahnya terkadang overthinking justru malah membuat otak semakin bingung dan tidak mampu bersinergisasi dengan jemari karena terhalang perasaan semakin tertekan. Dalam kondisi ini kemudian aku teringat tentang sebuah konsep sederhana yang pada dasanya telah  dianugerahkan Sang Pencipta kepada setiap manusia, yaitu Think Fast.

Think fast ini kemudian mendorong munculnya semangat menulisku. Berawal dari ide sederhana yang kemudian langsung berusaha dicetuskan dalam sebuah tulisan cepat (walau agak berantakan), hal disebut dengan prompt writing. Prompt writing bisa berarti menulis sesuatu yang berangkat dari sebuah ide yang bisa saja berbentuk satu kata atau satu kalimat atau bahkan beberapa kalimat pendek. Prompt dalam hal ini berarti kalimat pemancing ide. Dan seperti dijelaskan sebelumnya butuh kemampuan think fast untuk mengimplementasikan prompt writing ini.

Setelah mempraktekan prompt writing ini aku sendiri sampai terkagum-kagum bahwa sebenarnya ide menulis itu bisa kita petik begitu saja untuk kemudian mumuncukan perasaan tidak tahan untuk segera menuliskannya. Prompt pertama yang menarik perhatian saya adalah ketika saya berhasil menemukan kutipan-kutipan bertemakan inspirasi. Dari satu kata ini saja, aku kemudian berhasil menulis beberapa tulisan.

Lalu kemudian ada juga prompt yang bermula dari sebuah kutipan lagu yang kemudian berhasil ku tuliskan hingga akhirnya tulisan tersebut berhasil menghiasi halaman media cetak. Saat itu aku seperti telah menemukan telaga di tengah gurun pasir dalam upayaku menaklukan writer block. Berkat think fast, kutipan apapun dapan menjadi sebuah ide yang ingin segera dituliskan. Bagi anda yang rajin sekali bermain-main di Facebook atau Twitter, status atau twit teman-teman anda bisa menjadi pencetus ide untuk tulisan anda.

Intinya, ide memang sesuatu yang ‘nakal’ dan dibutuhkan kemampuan think fast untuk mempraktekkan prompt writing untuk menaklukan writer block. Dengan think fast ide sekan mudah sekali muncul dan kemudian mengajak kita untuk segera bermain-main dalam catatan-catatan kecil kita. Mudahnya untuk produktif seorang penulis itu harus bisa think fast.

0 comments:

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...