hover animation preload

Melihat dari Perspektif Orang Lain
by Abdushshabur Rasyid Ridha in , ,

"kadang kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika kita sudah berusaha mengerti orang lain. namun di sisi lain mereka tidak mencoba untuk mengerti kita."

Membiasakan diri untuk menempatkan diri kita pada perspektif orang lain itu tidak mudah. Namun mencoba untuk melakukan hal yang demikian itu tidak lah sulit. Bagi ku tindakan seperti ini ku sebut dengan mengerti (memahami) orang lain. Terkadang akan terjadi sedikit pertentangan di dalam diri seandainya apa yang kita ekspektasikan namun pada akhirnya tidak sama dengan kenyataan. Di sinilah perlunya sebuah kerelaan untuk mengalah demi kepentingan orang lain.

Sekali lagi ku katakan bahwa mencoba mengerti orang lain adalah sebuah kegiatan yang tidak mudah. Karena dengan kita mencoba mengerti orang lain berarti kita harus terbisa mengesampingkan perspektif pribadi terhadap suatu hal untuk kemudian menyesuaikan diri dengan perspektif orang lain yang berbeda dalam melihat hal tersebut. Karena dengan berusaha mengerti orang lain kita terkesan berada pada posisi di bawah orang yang berusaha kita mengerti. Padahal sebenarnya tidak juga.

Tantangan terbesar bagi kita yang sedang berusaha mengerti orang lain adalah cenderung tidak lagi diperhatikan perspektifnya. Orang lain akan menganggap kita sebagai pihak yang lemah bahkan cenderung perceiver atau hanya mengikuti pendapat orang lain. Kita juga dianggap sebagai pihak yang selalu terkalahkan oleh kepentingan orang lain. Jika kita masih ingin berusaha untuk mengerti orang lain maka lebih baik kita tetap berusaha memandang dari perspektif orang lain juga.

Terkadang kita memang tidak bisa berbuat apa-apa ketika kita sudah berusaha mengerti orang lain. namun di sisi lain mereka tidak mencoba untuk mengerti kita. Bukan berarti dengan kita berusaha mengerti orang lain kita sama sekali tidak memperoleh keuntungan. Idealnya orang yang selalu mencoba mengerti akan terlihat seperti orang yang bijaksana. Orang ini selalu bisa memposisikan dirinya dalam diri orang yang sedang minta dimengerti. Kemudian orang yang dianggap bijaksana ini tentu cenderung akan lebih mudah mendapatkan simpati dari orang-orang di sekitarnya.

Sehingga pada akhirnya tidak lah salah jika kita terus mencoba menjadi orang yang berusaha mengerti dan mengorbankan diri bagi mereka yang minta dimengerti? Jika kita berhasil menyelesaikan ujian ini maka otomatis kita akan naik drajat menjadi orang-orang yang bijaksana. Sekali lagi ku katakana, orang yang mengalah bukanlah orang yang kalah. Bedanya adalah orang kalah akan menjadi pengertian karena terpaksa. Sedangkan orang bijak menjadi pengertian karena ia memilih untuk itu dengan melihat dari sudut pandang orang lain. Pada intinya mencobanya itu mudah namun membiasakan diri lah yang sulit.

1 comments:

Seputih dan Sehalus terigu said...

Menarik, mengalah bukan berarti menjadi kalah; tapi pada saatnya kita juga harus bertindak seperti anak kecil; yang tidak mau mengalah demi mencapai tujuannya......saat dimana hati kecil kita mengatakan disitulah surga berada :-)

Post a Comment

comment yang anda tuliskan, memberikan semangat tersendiri...